­
­

Tata Cara Mengoperasikan CRO(Cathode Ray Osscilloscope)

2:34 AM



KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul “Tata Cara Mengoperasikan CRO(Cathode Ray Osscilloscope)”. Penulisan makalah ini guna memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia.
Dalam penulisan karya ilmiah ini tidak lepas dari bantuan beberapa pihak yang tidak bisa penulis sebutkan. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang ikut membantu menyelesaikan karya ilmiah ini.
            Penulis sangat menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan karya ilmiah ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun penulis untuk terus berkembang, dan untuk penulisan yang lebih baik lagi dalam karya penulis selanjutnya. Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.




Bandung, April 2014

Penulis





DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR….…………………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………..…………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN……….……………………………………………………….1
1.1  Latar Belakang…………………………………………………………………….1
1.2  Rumusan Masalah……...………………………………………………………….1
1.3  Tujuan……………………………………………………………………………..1
1.4  Cara Memperoleh Data……………………………...……………………………..1
BAB II ISI………………………………………………………………………………..2
2.1  Pengertian CRO(Cathode Ray Osscilloscope)……………………………………..2
2.2  Komponen utama CRO……………………… ……………………………………2
2.3  Prinsip kerja CRO……………….…………………………………………………3
2.4  Cara Penggunaan Osiloskop......................................................................................4
2.5  Cara mengkalibrasi Osiloskop……..……………………………………………….5
2.6  Pengukuran CRO……………………..…………………………………………….6
BAB III SIMPULAN…………………………………………………………………….8
DAFTAR PUSTAKA……….……………………………………………………………9
 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Osiloskop sinar katoda (Cathode Ray Osscilloscope, selanjutnya disebut CRO) adalah  instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan anlisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik atau gambar  (ploter) X-Y yang sangat cepat yang Memperagakan  sebuah sinyal masukan terhadap  sinyal lain atau terhadap waktu. Pena (“stylus”) Plotter ini adalah sebuah bintik cahaya yang bergerak melalui permukan layar dalam memberi tanggapan terhadap tegangan-tegangan masukan.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Apa itu CRO(Cathode Ray Osscilloscope)?
2.      Apa saja komponen utama CRO?
3.      Bagaimana prinsip kerja CRO?
4.      Bagaimana cara pengoperasian CRO?
5.      Bagaimana meng-kalibrasi CRO?
6.      Bagaimana mengukur tegangan, arus frekuensi dan sudut fasa menggunakan CRO?

1.3  Tujuan
1.      Mengetahui tentang CRO(Cathode Ray Osscilloscope).
2.      Mengetahui prinsip kerja CRO.
3.      Mempelajari cara mengoperasikan osiloskop.
4.      Mengetahui cara mengkalibrasi CRO.
5.      Dapat mengukur tegangan, arus frekuensi dan sudut fasa menggunakan CRO.

1.4  Cara Memperoleh Data
Penulis mempeoleh data sebagai bahan dalam penulisan karya ilmiah ini, penulis melakukan studi pustaka.



BAB II
ISI

2.1 Pengertian CRO(Cathode Ray Osscilloscope)
Osiloskop sinar katoda (cathode ray Osscilloscope, selanjutnya disebut CRO) adalah  instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan terandalkan yang digunakan untuk pengukuran dan anlisa bentuk-bentuk gelombang dan gejala lain dalam rangkaian-rangkaian elektronik. Pada dasarnya CRO adalah alat pembuat grafik atau gambar  (ploter) X-Y yang sangat cepat yang Memperagakan  sebuah sinyal masukan terhadap  sinyal lain atau terhadap waktu. Pena (“stylus”) Plotter ini adalah sebuah bintik cahaya yang bergerak melalui permukan layar dalam memberi tanggapan terhadap tegangan-tegangan masukan.
Dalam pemakaian CRO yang biasa, sumbu x atau masukan horizontal adalah tegangan tanjak (ramp voltage) linear yang dibangkitkan secara internal , atau basis waktu (time base) yang secara periodik menggerakkan  bintik cahaya dari kiri kekanan melalui permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan kesumbu Y  atau masukan vertikal CRO, menggerakkan bintik ke atas  dan kebawah  sesuai dengan nilai sesaat tegangan masukan. Selanjutnya bintik tersebut menghasikan jejak berkas gambar pada layar yang menunjukkan variasi tegangan masukan  sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan  berulang dengan laju yang cukup cepat gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar. Dengan demikian CRO melengkapi suatu cara pengamatan yang berubah terhadap waktu.
     Di samping tegangan, CRO dapat menyajikan gambar visual dari berbagai fenomena dinamik melalui pemakaian transducer yang mengubah arus, tekanan, tegangan, tempratur, percepatan, dan banyak besaran fisis lainnya menjadi tegangan.
     CRO di gunakan untuk menyelidiki bentuk  gelombang, peristiwa transien dan besaran lainnya yang berubah terhadap waktu dari frekuensi yang sangat rendah ke frekuensi yang sangat tinggi. Pencatatan kejadian ini dapat di lakukan oleh kamera khusus yang di tempelkan pada CRO guna penafsiran kuantitatif.

2.2 Komponen utama CRO
a)      Tabung Sinar Katoda (Chatoda Ray Tube) atau CRT.
b)      Penguat vertikal (vertical amplifier).
c)      Saluran tunda ( Delay line).
d)     Generator basis waktu (time base generator)
e)      Penguat Horizontal (Horizontal Amplifier).
f)       Rangkaian pemicu ( Trigger circuit)
g)      Sumber Daya ( Power Suplay)

2.3 Prinsip kerja CRO
Prinsip kerja osiloskop yaitu menggunakan layar katoda. Dalam osiloskop terdapat tabung panjang yang disebut tabung sinar katode atau Cathode Ray Tube (CRT). Secara prinsip kerjanya ada dua tipe osiloskop, yakni tipe analog (ART - analog real time oscilloscope) dan tipe digital (DSO-digital storage osciloscope), masing-masing memiliki kelebihan dan keterbatasan. Para insinyur, teknisi maupun praktisi yang bekerja di laboratorium perlu mencermati karakter masing-masing agar dapat memilih dengan tepat osiloskop mana yang sebaiknya digunakan dalam kasus-kasus tertentu yang berkaitan dengan rangkaian elektronik yang sedang diperiksa atau diuji kinerjanya.
1.      Osiloskop Analog
Osiloskop analog menggunakan tegangan yang diukur untuk menggerakkan berkas electron dalam tabung sesuai bentuk gambar yang diukur. Pada layar osiloskop langsung ditampilkan bentuk gelombang tersebut.
Osiloskop tipe waktu nyata analog (ART) menggambar bentuk-bentuk gelombang listrik dengan melalui gerakan pancaran elektron (electron beam) dalam sebuah tabung sinar katoda (CRT -cathode ray tube) dari kiri ke kanan.

Osiloskop analog pada prinsipnya memiliki keunggulan seperti; harganya relatif lebih murah daripada osiloskop digital, sifatnya yang realtime dan pengaturannya yang mudah dilakukan karena tidak ada tundaan antara gelombang yang sedang dilihat dengan peragaan di layar, serta mampu meragakan bentuk yang lebih baik seperti yang diharapkan untuk melihat gelombang-gelombang yang kompleks, misalnya sinyal video di TV dan sinyal RF yang dimodulasi amplitudo. Keterbatasanya adalah tidak dapat menangkap bagian gelombang sebelum terjadinya event picu serta adanya kedipan (flicker) pada layar untuk gelombang yang frekuensinya rendah (sekitar 10-20 Hz). Keterbatasan osiloskop analog tersebut dapat diatasi oleh osiloskop digital. Sebagai contoh keseluruhan bidang skala pada Gambar 3 dapat ditutup semua menjadi daerah yang dapat dilihat oleh mata, misalnya dengan DSO dari Hewlett-Packard HP 54600. Pada gambar ditunjukkan diagram blok sederhana suatu osiloskop analog.


2.      Osiloskop Digital
Osiloskop digital mencuplik bentuk gelombang yang diukur dan dengan menggunakan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah besaran tegangan yang dicuplik menjadi besaran digital.
Dalam osiloskop digital, gelombang yang akan ditampilkan lebih dulu disampling (dicuplik) dan didigitalisasikan. Osiloskop kemudian menyimpan nilai-nilai tegangan ini bersama sama dengan skala waktu gelombangnya di memori. Pada prinsipnya, osiloskop digital hanya mencuplik dan menyimpan demikian banyak nilai dan kemudian berhenti. Ia mengulang proses ini lagi dan lagi sampai dihentikan. Beberapa DSO memungkinkan untuk memilih jumlah cuplikan yang disimpan dalam memori per akuisisi (pengambilan) gelombang yang akan diukur.
Osiloskop digital memberikan kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-tugas akuisisi gelombang dan pengukurannya. Penyimpanan gelombang membantu para insinyur dan teknisi dapat menangkap dan menganalisa aktivitas sinyal yang penting. Jika kemampuan teknik pemicuannya tinggi secara efisien dapat menemukan adanya keanehan atau kondisi-kondisi khusus dari gelombang yang sedang diukur. 

2.4 Cara  Penggunaan Osiloskop
Sebelum osiloskop bisa dipakai untuk melihat sinyal maka osiloskop perlu disetel dulu agar tidak terjadi kesalahan fatal dalam pengukuran. Langkah awal pemakaian yaitu pengkalibrasian. Yang pertama kali harus muncul di layar adalah garis lurus mendatar jika tidak ada sinyal masukan. Yang perlu disetel adalah fokus, intensitas, kemiringan, x position, dan y position. Dengan menggunakan tegangan referensi yang terdapat di osiloskop maka kita bisa melakukan pengkalibrasian sederhana. Ada dua tegangan referensi yang bisa dijadikan acuan yaitu tegangan persegi 2 Vpp dan 0.2 Vpp dengan frekuensi 1 KHz. Setelah probe dikalibrasi maka dengan menempelkan probe pada terminal tegangan acuan maka akan muncul tegangan persegi pada layar. Jika yang dijadikan acuan adalah tegangan 2 Vpp maka pada posisi 1 volt/div (satu kotak vertikal mewakili tegangan 1 volt) harus terdapat nilai tegangan dari puncak ke puncak sebanyak dua kotak dan untuk time/div 1 ms/div (satu kotak horizontal mewakili waktu 1 ms) harus terdapat satu gelombang untuk satu kotak. Jika masih belum tepat maka perlu disetel dengan potensio yang terdapat di tengah-tengah knob pengganti Volt/div dan time/div. Atau kalau pada gambar osiloskop diatas berupa potensio dengan label "var".
a)      Pada saat menggunakan osiloskop juga perlu diperhatikan beberapa hal sebagai berikut: Memastikan alat yang diukur dan osiloskop ditanahkan (digroundkan), disamping untuk kemanan, hal ini juga untuk mengurangi suara dari frekuensi radio atau jala-jala.
b)      Memastikan probe dalam keadaan baik.
c)      Kalibrasi tampilan bisa dilakukan dengan panel kontrol yang ada di osiloskop.
d)     Tentukan skala sumbu Y (tegangan) dengan mengatur posisi tombol Volt/Div pada posisi tertentu. Jika sinyal masukannya diperkirakan cukup besar, gunakan skala Volt/Div yang besar. Jika sulit memperkirakan besarnya tegangan masukan, gunakan attenuator 10 x (peredam sinyal) pada probe atau skala Volt/Div dipasang pada posisi paling besar.
e)      Tentukan skala Time/Div untuk mengatur tampilan frekuensi sinyal masukan.
f)       Gunakan tombol Trigger atau hold-off untuk memperoleh sinyal keluaran yang stabil.
g)      Gunakan tombol pengatur fokus jika gambarnya kurang fokus.
h)      Gunakan tombol pengatur intensitas jika gambarnya sangat/kurang terang.

2.5 Cara mengkalibrasi Osiloscope
1.      Masukan Kabel Power Pada Socket In Put 220 V Yang Terdapat Pada Bagian Belakang Osiloscope.
2.      Masukan Socket Probe Osiloscope Pada Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ).
3.      Masukan Kabel Power ( Steker ) Pada Stop Kontak.
4.      Atur MODE Pada Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ).
5.      Atur COUPLING Pada AC / DC & SOURCE Pada Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ).
6.      Hidupkan Osiloscope Dengan Menekan Tombol Power & Lampu Indikatorpun Akan Menyala.
7.      Kalau Di Layar Osiloscope Belum Ada Tampilan Garis Horisontal Maka Atur HOLDOFF Pada Posisi AUTO & Pada LEVEL Tombol LOCK Di Tekan.
8.      Setelah Ada Tampilan Garis Horisontal Pada Layar Osiloscope Atur Focus & Intensitas Cahaya Agar Tampilan Gelombang Enak Di Lihat.
9.      Hubungkan Ujung Probe Osiloscope Pada Calibrasi ( CAL ), Maka Pada Layar Akan Tampil Gambar Gelombang ( Gelombang Kotak ).
10.  Atur Posisi Vertikal & Horisontal Gelombang Agar Mudah Dalam Melakukan Penghitungan ( Perioda, frekuensi & Volt Peak to Peak ) Untuk PengKalibrasian Osiloscope.
11.  Atur Volt / Div Pada Posisi 1 V & Time / Div Pada 0,5 mS ( .5 mS ).
12.  Tinggi Gelombang Harus 2 Div Karena Pada Kalibrasi Tercatat 2 Vpp, Kalau Tidak Sampai 2 Vpp Atur Variable Pada Chanel 1 ( X ) atau Chanel 2 ( Y ) Untuk Mengatur Tinggi Gelombang Agar Mencapai 2 Vpp.
13.  Panjang 1 Gelombang Penuh Harus 2 Div Horisontal.



2.6 Pengukuran CRO
a)      Pengukuran Tegangan
Tegangan adalah beda potensial listrik (Volt) antara dua titik pada rangkaian, biasanya salah satu titiknya adalah titik ground, tapi tidak selalu. Tegangan diukur adalah tegangan puncak ke puncak (peak-to-peak)








b)     
Pengukuran arus
Untuk mengukur arus  tidak dapat dilakukan secara langsung, tetapi harus ditambahkan resistor (tahanan) yang telah diketahui nilainya, kemudian dilakukan pengukuran tegangannya.  Sesuai dengan hukum Ohm, maka dapat dihitung nilai arusnya.



c)      Pengukuran frekuensi

d)     Pengukuran beda fasa
Φ = arc sin Vo / Vin
Dimana , Vo = Xc / (Rpot + Xc) Vin
Xc = 1 / ( 6,28 f C )

BAB III
SIMPULAN

3.1 Simpulan
Osiloskop sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik. Osiloskop penting bagi para montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains karena dengan osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan oleh sebuah transducer. Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur getaran/vibrasi pada sebuah mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal listrik yang berkaitan dengan waktu. Dan banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan sinyal-sinyal tersebut.
Contoh kegunaan osiloskop : Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu, Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi, Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik, Membedakan arus AC dengan arus DC, Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.



DAFTAR PUSTAKA
Sears, Zemansky : Fisika Untuk Universitas 2 Listrik Magnet, Bina Cipta, Bandung, 1992

You Might Also Like

0 comments